Assalamualaikum Wr. Wb.
Jumat kemarin, tepatnya tanggal 16 Oktober 2009, saya bersama Azar dan Tita melancong ke almamater, mantan SMA kami dahulu...y, sekolah yang sampai saat ini masih saya banggakan, dan saya sangat bersyukur diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menempuh pendidikan selama 3 tahun di sana....Insan Cendekia Serpong....
Kedatangan kami ber3 berawal dari niat baik saya dan Azar (upps ga boleh riya vin...) untuk membantu adik2 saya angkatan NOZOMIKA, yang katanya menghadapi kesulitan dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi. Sekilas, dapat saya jelaskan, bahwa sejak tahun ajaran 2007/2008, DEPAG yang mengatur operasional IC mengembalikan fungsi IC kepada khittahnya, yakni dengan menggratiskan seluruh biaya pendidikan dan asrama serta makan bagi ke-120 siswa beruntung yang bisa masuk IC dan menerapkan sistem kuota 80% untuk anak pesantren-madrasah, dan 20% sisanya untuk SMP umum... Akibat perekrutan yang tidak memenuhi-standar-kelayakan-minimal-hidup di IC tersebut, golongan kaum menengah ke bawah cenderung mendominasi strata ekonomi-sosial siswa baru tersebut... IAIC sebagai ikatan alumni-yang-belum-bekerja-efektif menyangka bahwa dengan keadaan tersebut siswa2 dari angkatan NOZOMIKA diprediksi tidak akan banyak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi akibat tidak ada biaya. Oleh sebab itu, saya dan Azar berinisiatif untuk datang ke IC dan memberi sedikit penjelasan kepada bu Rini bahwa di UI, mereka bisa kuliah tanpa harus memikirkan biaya (semoga saja)....
Ternyata, oh ternyata....niat baik kami ini direspon dng positif oleh Bu Rini. Namun, beliau mematahkan asumsi bahwa anak2 Nozomika ada yang tidak mau melanjutkan kuliah....Hal itu terbukti dari kuesioner yang saya baca, semua anak NOZOMIKA menuliskan semua pilihan untuk tujuan kuliahnya....dan yang lebih bikin surprise buat saya mereka tahu apa yang mau mereka masuki, melalui jalur apa, dan apa profesi yang mereka tekuni nantinya....bahkan, dari kuesioner tersebut banyak jurusan2 asing di telinga saya sewaktu SMA yang mereka tulis seperti arkeologi, kriminologi, adm.negara, astronomi,oseanografi,dll. Wah, salut banget buat Bu Rini yang mampu mengubah paradigma anak2 nozomi yang tadinya ga kepikiran untuk kuliah menjadi semangat buat kuliah, terutama buat ngincer beasiswanya X)
Pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa di atas adalah IC masih tetap seperti yang dulu, dengan semangat siswa2nya untuk meraih masa depan yang lebih baik, komitmen guru2nya dalam mendidik siswa2nya menjadi siswa berprestasi (dan tahun ini mereka mengirimkan 6 orang siswa untuk mengikuti olimpiade tingkat internasional), serta yang paling penting mengajarkan saya untuk dapat tetap survive di tengah kerasnya tantangan kehidupan....
saya bangga menjadi alumni IC :)
Jumat kemarin, tepatnya tanggal 16 Oktober 2009, saya bersama Azar dan Tita melancong ke almamater, mantan SMA
Kedatangan kami ber3 berawal dari niat baik saya dan Azar (upps ga boleh riya vin...) untuk membantu adik2 saya angkatan NOZOMIKA, yang katanya menghadapi kesulitan dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi. Sekilas, dapat saya jelaskan, bahwa sejak tahun ajaran 2007/2008, DEPAG yang mengatur operasional IC mengembalikan fungsi IC kepada khittahnya, yakni dengan menggratiskan seluruh biaya pendidikan dan asrama serta makan bagi ke-120 siswa beruntung yang bisa masuk IC dan menerapkan sistem kuota 80% untuk anak pesantren-madrasah, dan 20% sisanya untuk SMP umum... Akibat perekrutan yang tidak memenuhi-standar-kelayakan-minimal-hidup di IC tersebut, golongan kaum menengah ke bawah cenderung mendominasi strata ekonomi-sosial siswa baru tersebut... IAIC sebagai ikatan alumni-yang-belum-bekerja-efektif menyangka bahwa dengan keadaan tersebut siswa2 dari angkatan NOZOMIKA diprediksi tidak akan banyak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi akibat tidak ada biaya. Oleh sebab itu, saya dan Azar berinisiatif untuk datang ke IC dan memberi sedikit penjelasan kepada bu Rini bahwa di UI, mereka bisa kuliah tanpa harus memikirkan biaya (semoga saja)....
Ternyata, oh ternyata....niat baik kami ini direspon dng positif oleh Bu Rini. Namun, beliau mematahkan asumsi bahwa anak2 Nozomika ada yang tidak mau melanjutkan kuliah....Hal itu terbukti dari kuesioner yang saya baca, semua anak NOZOMIKA menuliskan semua pilihan untuk tujuan kuliahnya....dan yang lebih bikin surprise buat saya mereka tahu apa yang mau mereka masuki, melalui jalur apa, dan apa profesi yang mereka tekuni nantinya....bahkan, dari kuesioner tersebut banyak jurusan2 asing di telinga saya sewaktu SMA yang mereka tulis seperti arkeologi, kriminologi, adm.negara, astronomi,oseanografi,dll. Wah, salut banget buat Bu Rini yang mampu mengubah paradigma anak2 nozomi yang tadinya ga kepikiran untuk kuliah menjadi semangat buat kuliah, terutama buat ngincer beasiswanya X)
Pelajaran yang bisa saya ambil dari peristiwa di atas adalah IC masih tetap seperti yang dulu, dengan semangat siswa2nya untuk meraih masa depan yang lebih baik, komitmen guru2nya dalam mendidik siswa2nya menjadi siswa berprestasi (dan tahun ini mereka mengirimkan 6 orang siswa untuk mengikuti olimpiade tingkat internasional), serta yang paling penting mengajarkan saya untuk dapat tetap survive di tengah kerasnya tantangan kehidupan....
saya bangga menjadi alumni IC :)
Komentar