ini bukan tentang Tuhan siapa yang paling benar, tapi tentang rasa kemanusiaan siapa yang lebih besar
Copy dari salah satu tweet yang lewat di timeline saya, mudah2an tidak dianggap plagiat,krn saya percaya betul apa yg terjadi di Gaza adalah tragedi kemanusiaan, bukan peperangan antar agama yang selama ini digembar gemborkan. Saya percaya, tragedi Gaza, sama seperti halnya di Bosnia, Checnya, bahkan tragedi Holocaust di Jerman, semua merupakan tragedi yang melanggar hak-hak asasi manusia dan tentunya tidak bisa disamakan dengan perang salib yg terjadi berabad2 yg lalu.
Insiden kapal Mavi Marmara kemarin membuka mata dunia, masih ada yg tidak beres di Gaza sana. Bahkan, hak hidup dari para relawan pun terancam. Padahal, sesuai hukum humaniter internasional, para relawan yg datang dr seluruh penjuru negeri tersebut bukan org yg terlibat dlm perang (combatant), sehingga Israel sepatutnya memperlakukan mereka dng azas jus in bello...
Ya, ini bukan lagi masalah solidaritas Indonesia-Palestina, tapi lebih dari itu. Seperti yg kita tahu Indonesia-Palestina memang punya hubunhgan yang sangat baik sejak kedua negara ini berdiri. Indonesia aktif pula dalam meng'advokasi' kemerdekaan Palestina. Belum lagi latar belakang kultural dimana kedua negara mayoritas penduduknya beragama islam, semakin menambah keeratan antar kedua negara
Namun, bukan poin hubungan Indonesia-Palestina yg mau saya garis bawahi. Bukan pula poin krn Gaza mayoritas berpenduduk muslim, sehingga patut kita bela, sementara holocaust lupakan saja.
Teman,Israel atau siapapun yang melakukan kejahatan kemanusiaan adalah musuh bersama, bukan hanya musuh bagi satu golongan ataupun satu agama saja. Apa yang membuat mereka kuat sehingga tak ada satu pun kekuatan yg bisa mengendalikan mereka? Ya, karena kita, sebagai orang yg masih peduli pada kemanusiaan tidak bisa bersatu sedemikian rupa, sehingga jumlah minoritas mereka bisa menjadi tirani dunia.
Tidak sedikit orang Yahudi yang mengutuk serangan2 yg dilakukan Israel ke Palestina, tidak sedikit juga orang Kristen yang mengutuk seranga AS ke Irak, dam tidal sedikit pula umat Islam yang menyayangkan terjadinya holocaust.
Semua itu tragedi kemanusiaan teman, harusnya disikapi tanpa melihat embel2 terjadi dimana, siapa yg menjadi korban, siapa yang melakukan, dan lain sebagainya.
Adakah kalian yang tergerak jika Israel yang mengalami holocaust? Adakah kalian yg tergerak jika korban genosida di Bosnia bertambah banyak? Adakah kalian yang peduli keberadaan umat muslim di Checnya yang masih hidup dlm keterkungkungan.
Universalitas hak asasi manusia, tidak mengenal batas negara, agama, dan golongan
Mereka punya hak utk hidup, begitu pula kita
Sentimen yg muncul sehingga membawa nama agama/ras/golongan, sebaiknya dihindarkan karena hanya memecah rasa persatuan dalam perbedaan
Jujur, saya sedih melihat teman2 bergerak atas embel2 golongan. Esensinya bukan hanya agama/ras/suku/golongan. Esensi kemanusiaan dan keadilan akan penciptaan Allah SWT harus lebih tinggi drpd esensi 'pembelaan' agama yg masih dipertanyakan kevalidannya. Apakah ini dunia yg penuh dengan org2 skeptis yg hanya berjuang demi kepentingan kelompknya saja? Adakah kita masih punya hati dan pikiran yg lebih jernih sehingga kita dapat memaknai setiap deru nafas kehidupan hanya untuk kemanusiaan yang merupakan akar dari keTuhanan.
God is a Director. God is an Architect -cin(t)a-
Insiden kapal Mavi Marmara kemarin membuka mata dunia, masih ada yg tidak beres di Gaza sana. Bahkan, hak hidup dari para relawan pun terancam. Padahal, sesuai hukum humaniter internasional, para relawan yg datang dr seluruh penjuru negeri tersebut bukan org yg terlibat dlm perang (combatant), sehingga Israel sepatutnya memperlakukan mereka dng azas jus in bello...
Ya, ini bukan lagi masalah solidaritas Indonesia-Palestina, tapi lebih dari itu. Seperti yg kita tahu Indonesia-Palestina memang punya hubunhgan yang sangat baik sejak kedua negara ini berdiri. Indonesia aktif pula dalam meng'advokasi' kemerdekaan Palestina. Belum lagi latar belakang kultural dimana kedua negara mayoritas penduduknya beragama islam, semakin menambah keeratan antar kedua negara
Namun, bukan poin hubungan Indonesia-Palestina yg mau saya garis bawahi. Bukan pula poin krn Gaza mayoritas berpenduduk muslim, sehingga patut kita bela, sementara holocaust lupakan saja.
Teman,Israel atau siapapun yang melakukan kejahatan kemanusiaan adalah musuh bersama, bukan hanya musuh bagi satu golongan ataupun satu agama saja. Apa yang membuat mereka kuat sehingga tak ada satu pun kekuatan yg bisa mengendalikan mereka? Ya, karena kita, sebagai orang yg masih peduli pada kemanusiaan tidak bisa bersatu sedemikian rupa, sehingga jumlah minoritas mereka bisa menjadi tirani dunia.
Tidak sedikit orang Yahudi yang mengutuk serangan2 yg dilakukan Israel ke Palestina, tidak sedikit juga orang Kristen yang mengutuk seranga AS ke Irak, dam tidal sedikit pula umat Islam yang menyayangkan terjadinya holocaust.
Semua itu tragedi kemanusiaan teman, harusnya disikapi tanpa melihat embel2 terjadi dimana, siapa yg menjadi korban, siapa yang melakukan, dan lain sebagainya.
Adakah kalian yang tergerak jika Israel yang mengalami holocaust? Adakah kalian yg tergerak jika korban genosida di Bosnia bertambah banyak? Adakah kalian yang peduli keberadaan umat muslim di Checnya yang masih hidup dlm keterkungkungan.
Universalitas hak asasi manusia, tidak mengenal batas negara, agama, dan golongan
Mereka punya hak utk hidup, begitu pula kita
Sentimen yg muncul sehingga membawa nama agama/ras/golongan, sebaiknya dihindarkan karena hanya memecah rasa persatuan dalam perbedaan
Jujur, saya sedih melihat teman2 bergerak atas embel2 golongan. Esensinya bukan hanya agama/ras/suku/golongan. Esensi kemanusiaan dan keadilan akan penciptaan Allah SWT harus lebih tinggi drpd esensi 'pembelaan' agama yg masih dipertanyakan kevalidannya. Apakah ini dunia yg penuh dengan org2 skeptis yg hanya berjuang demi kepentingan kelompknya saja? Adakah kita masih punya hati dan pikiran yg lebih jernih sehingga kita dapat memaknai setiap deru nafas kehidupan hanya untuk kemanusiaan yang merupakan akar dari keTuhanan.
God is a Director. God is an Architect -cin(t)a-
Komentar