Assalamu'alaikum wr.
wb.
Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas.
Apa kabar saya?
Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas.
Apa kabar saya?
Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun
beberapa hari yang lalu.
Teman2 yang baca
postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke
belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun
dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat
penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya.
Ternyata, setelah
pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam.
Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan
berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena
tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat
penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian
saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point sendirian membeli beberapa keperluan.
Tubuh memang tidak
bisa bohong. Alih-alih semakin nyaman, sakit saya semakin parah. Hari rabu yang
seharusnya saya masuk dua kelas, saking sakitnya saya hanya mengikuti setengah
pelajaran jam pertama. Kemudian saya segera pergi ke klinik NTU untuk meminta
pertolongan pertama (dengan jalan terseok2). Saya menahan rasa sakit selama
perjalanan dari RSIS Student Wing ke klinik NTU.
Dokter klinik pun
akhirnya memeriksa dan beliau berkata bahwa abses yang saya derita sudah
semakin besar sehingga ada kemungkinan harus dioperasi untuk mengangkatnya.
Saat itu saya yang berusaha menahan rasa sakit semakin merasa perih dan meminta
untuk disuntik obat penghilang rasa sakit. Akhirnya, oleh suster di klinik saya
disuntik obat penghilang rasa sakit (lagi-lagi di pantat). Dokter juga
memberikan saya antibiotik (lagi) dan obat penghilang rasa sakit (asam
metafamat) serta obat penghilang radang yang lumayan membantu menghilangkan
rasa sakit beberapa saat.
Namun, sepertinya obat
suntik itu tidak bekerja dengan baik. Sebab saya masih harus terseok-seok
berjalan ke kantin B untuk kemudian memanggil taksi yang mengantarkan saya ke
rumah. Saat itu saya betul-betul tidak dapat menahan rasa sakit. Sampai di
rumah, saya langsung tepar dan berusaha mengompres abses saya dengan alkohol.
Di rumah, saya menahan
perih, sambil mencari2 apa alternatif terbaik yang dapat saya lakukan untuk
menghilangkan penyakit saya. Saya mulai browsing dan menemukan ternyata
penyakit yang saya derita adalah "bartholyn gland cyst". Penyakit
yang sebetulnya pernah saya derita saat saya SMA :'(.
Bartholyn Gland Cyst atau pembengkakan (kista) kelenjar
bartholini adalah sebuah pembengkakan yang terjadi di daerah vulva, labia
mayora (dinding luar vagina) yang salah satu penyebabnya adalah infeksi bakteri
(seperti yang saya alami). Kelenjar bartholini yang normalnya mengeluarkan
sekret menjadi tersumbat jalannya akibat infeksi tersebut sehingga menyebabkan
pembengkakan di daerah labia mayora. Akibatnya sakit terasa ketika penderita
ingin bangun, bergerak dan jalan (bahkan duduk sekalipun).
Saya kemudian mencari
klinik wanita yang buka 24 jam dan bisa konsultasi dengan dokternya tanpa harus
buat janji terlebih dahulu. Sebetulnya saya sudah ada janji bertemu dokter
spesialis obestetri dan ginekologi di klinik wanita NUH, tempat saya
direferensikan. Namun, karena janji bertemu pada hari Senin dan saya tidak bisa
menahan sakit lagi, saya mencari alternatif lain. Pilihan pun jatuh di KK Women
and Chlidren Hospital di mana ada klinik O&G yang buka 24 jam.
Keesokan paginya, saya
langsung meluncur ke rumah sakit ini dan bertemu dengan dokter spesialis
O&G. Seperti biasa, beberapa prosedur seperti administrasi, cek tekanan
darah dan tes suhu tubuh saya jalani. Menunggu sekitar setengah jam, akhirnya
saya dipanggil menuju ruang konsultasi. Dihadapan dokter muda yang modus itu
langsung saya papqrkan bahwa saya sepertinya menderita Bartholin Gland
Cyst. Dokter itu agak kaget juga, kenapa saya bisa tahu langsung penyakit
saya. Saya bilang, sekitar 5 tahun lalu saya juga pernab menderita penyakit
yang sama. Dokter itu pun langsung memeriksa saya dan melihat pembengkakan yang
sudah berujuran 4-5 cm. Pantas saja, betapa sakitnya saya jika ingin duduk dan
berjalan. Dokter pun menawarkan 2 opsi. Operasi atau beliau bisa memberikan
obat antibiotik (lagi) dan pengurang rasa sakit. Saat itu, yang ada dalam
pikiran saya adalah menghilangkan penyakit ini sesegera mungkin dan setuntas
mungkin. Akhirnya, dengan penuh kesadaran, saya ambil opsi pertama yakni
operasi.
Saya kemudian ditanyai
riwayat kesehatan, kapan tanggal mens terakhir, adakag alergi obat dan lain
sebagainya. Pertanyaan yang kemudian diulang oleh setiap paramedis yang
menangani kasus saya sampai masuk ruang operasi. Dokter pun menanyakan usia
saya, saya jawab sudah lebih dari 21 tahun. Sebab untuk menandatangani consent
form untuk operasi sendiri paling tidak say harus sudah berusia 21
tahun ke atas. Terlihat ragu dengan peraturan ini, dokter itu menemui
"boss"nya untuk memastikan bahwa saya bisa dioperasi.
Setelah saya menandatangani consent
form untuk operasi, saya keluar ruang konsultasi untuk proses
administrasi dan pembayaran. Saya yang baru pertama kali pergi ke rumah sakit
untuk operasi (sendiri dan di negeri orang pula) belum tahu mengenai
prosedur2nya. Termasuk harus puasa 6 jam sebelum operasi dan ditempatkan di
ruang rawat inap (ward bed) selama paling tidak satu hari. Satu hal yang saya
tidak pikirkan masak-masak waktu itu adalah perihal biaya. Ternyata, biays yang
harus saya keluarkab mencapai 1,5 kali monthly stipend saya. Huaaaa,
mahal :'(
Saat itu juga saya
langsung menghubungi mama dan meminta ditransfer sejumlah uang untuk menutupi
biaya tersebut. Bagaimaba reaksi orang tua dan keluarga saya? Oke, mereka cukup
(atau mungkin sangat) khawatir dengan keadaan saya. Namun, saya berusaha
meyakinkan mereka bahwa saya baik-baik saja dan operasi yang akan dilakukan
hanyalah operasi kecil dan mereka tidak perlu datang ke sini. Tapi, sepertinya
ucapan saya tidak cukup menghilangkan kekhawatiran mereka. Orang tua saya pagi
ini pun terbang ke Singapur untuk menjenguk keadaan anaknya :')
dan ya, setelah
urusan administrasi selesai, saya dibawa ke ruang rawat inap untuk menunggu
giliran saya dioperasi. Satu jam, dua jam, tiga jam dan berjam-jam kemudian
telah berlalu, masih belum ada kabar dari ruang operasi kapan giliran saya.
Selama itu juga saya berusaha menahan sakit yang
"arrrrrgggghhhh......." luar biasa, naik turun.
Selama menunggu di
ruang rawat inap itu juga saya mengabarkan keluarga saya, mbak Yenny, Emir dan
Galan. Kebetulan sekali saat itu Galan akan pergi ke Mustafa yang lokasinya
tidak jauh dari rumah sakit tempat saya dirawat. Saya pun meminta Galan untuk
mengunjungi saya dan membelikan charger bb di Mustafa karena saat itu saya
tidak ada persiapan menginap di rumah sakit sehingga tidak sempat membawa
charger.
Saya masih menahan
rasa sakit yang teramat sangat sembari menunggu kedatangan Galan dab jadwal
operasi saya. Doa, istighfar, tasbih, tahmid, tahlil dan shalawat terus saya
lantunkan menjelang detik-detik operasi. Saya percaya, semua terjadi atas izin
Allah, oleh sebab itu saya meminta kesembuhan yang sempurna dari sang Maha
Penyembuh untuk kesembuhan penyakit saya. Saya juga percaya bahwa penyakit ini
merupakan tanda Allah sayang sama saya. Dosa-dosa saya mungkin sedang dicuci
habis dengan penyakit ini. Terima kasih ya Allah :')
Sekitar jam 6 kurang,
Galan akhirnya sampai di tempat saya. Tidak berapa lama kemudian, suster
akhirnya masuk ke tempat saya dan meminta saya untuk ganti baju. Saat itu saya
tidak sadar bahwa sudah masuk giliran saya untuk bersiap-siap operasi. Sempat
ke kamar mandi dan memakai jilbab, akhirnya dibawalah saya ke ruang operasi
oleh suster (yang statusnya masih mahasiswa keperawatan) ke operation
theatre.
Sampai di operation
theatre ternyata saya harus menunggu (lagi) selama kurang lebih 1,5
jam karena ada kasus emergency, ibu melahirkan dengan operasi
caesar. Saya pun kembali menunggu dengan tidak tenang karena masih menahan
sakit yang teramat sangat. Kembali, do'a dan dzikir saya lantunkan untuk
mengurangi sakit tersebut.
Beberapa kali saya
memanggil suster dan menanyakan kapan giliran saya dioperasi. Ada satu suster
yang sangat baik sekali melayani saya sebelum operasi. Beliau berkali-kali
meminta maaf karena saya harus menunggu lama untuk operasi yang sebetulnya
cukup sebentar. Terakhir kali ia menemui saya, ia berkata operasi ibu
melahirkannya sudah selesai dan 15 menit lagi saya bisa maauk ruang operasi.
Sekitat 15 menit
kemudian, datanglah dokter bedah dan dokter anastesi membawa saya ke ruang
operasi yang sebenarnya. Lagi2 identitas, riwayat kesehatan dan penyakit, kapan
mens terakhir, ada alergi obat atau tidak dan lain sebagainya. Kemudian saya
dijelaskan mengenai dua alternatif anastesi, "ditidurkan" dengan uap
atau bius di tubuh bagian belakang (yang mana saya masih bisa melihat
operasinya). Dokter juga menjelaskan segala resiko dari masing-masing pilihan.
Saya pun memilih untuk "ditidurkan" dengan uap yang menurut saya
resikonya paling minimal. O ya, sebelum dioperasi saya diminta kembali
menandatangani surat persetujuan tindakan operasi dan anastesi setelah dokter
menjelaskan segala kemungkinan resiko yang terjadi pada saat dan pasca operasi.
Saya juga sempat di"tes" kesadaran sebelum masuj ke ruang operasi
dengan menanyakan identitas, tanggal lahir, nomer kartu identitas dan apa
tujuan saya di sana.
Operasi yang saya
tunggu-tunggu pun akhirnya berlangsung dengan lancar. Bangun-bangun saya
langsung merasakan sakit yang teramat sangat sebab luka bekas operasi. Dokter
anastesi pun langsung memberikan suntikan morfin dan beberapa waktu kemudian,
saya merasa lebih baik. Waktu pemulihan di ruang operasi berjalan sekitar 45
menit. Saya sadar masuk ke ruang operasi jan 20.05 dan berada di ruang
pemulihan sampai pukul 21.54. Cukup cepat bukan? Sepertinya operasi saya
merupakan tindakan operasi terakhir yang dilakukan para dokter hari itu. Saya
bisa melihat betapa para petugas operasi hari itu lelah sekali dan ingin segera
pulang.
Selepas operasi saya
masih belum bisa (takut) untuk terlalu banyak bergerak. Alhamdulillah, abses
saya telah diangkat dengan sempurna dan saat ini saya sudah bisa duduk, berdiri
dan jalan dengan lancar.
Alhamdulillah ya Allah
:')
Mohon doanya agar segera pulih ya teman2 :)
Komentar
Ketika aku baca posting kamu sebelumnya, aku pikir nggak terlalu parah (sekedar infeksi) dan akan sembuh dengan pemberian antibiotik.
Aah, pasti sedih ya Vin semuanya sendirian di awal-awal. Kalo aku pasti udah nangis-nangis, udah sakit, ditambah harus nyari dokter dan pergi-pergi sendiri, dan memutuskan sendiri. >__<
Syafakillah Viin :"
maaf sekali saya baru balas...
Apakah benjolan tersebut masih ada saat ini? Kalau masih ada, saran saya segera cek dengan dokter kandungan/obstetri-ginekologi karena bisa jadi itu abses yang sedang membesar sehingga timbul rasa sakit. Sebetulnya tidak dioperasi tidak apa-apa, pengalaman saya dioperasi karena benjolan itu mengganggu sekali. Semoga sehat selalu ya mbak Grace :)
maaf sekali saya baru balas...
Apakah benjolan tersebut masih ada saat ini? Kalau masih ada, saran saya segera cek dengan dokter kandungan/obstetri-ginekologi karena bisa jadi itu abses yang sedang membesar sehingga timbul rasa sakit. Sebetulnya tidak dioperasi tidak apa-apa, pengalaman saya dioperasi karena benjolan itu mengganggu sekali. Semoga sehat selalu ya mbak Grace :)
maaf sekali saya baru balas...
Apakah benjolan tersebut masih ada saat ini? Kalau masih ada, saran saya segera cek dengan dokter kandungan/obstetri-ginekologi karena bisa jadi itu abses yang sedang membesar sehingga timbul rasa sakit. Sebetulnya tidak dioperasi tidak apa-apa, pengalaman saya dioperasi karena benjolan itu mengganggu sekali. Semoga sehat selalu ya mbak Grace :)
iya, betul, benjolan dan rasa sakit itu ada di daerah miss v, area labia mayora bagian kiri. Waktu SMA tidak operasi karena saya pikir tidak berbahaya, kemudian kambuh lagi sekitar 6 tahun kemudian. Total waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan pasa operasi sekitar 1-2 hari, tapi saya masih harus kontrol ke dokter sekitar 2 minggu sampai 1 bulan setelah operasi :)
Alhamdulillah, setelah operasi tidak ada benjolan lagi.Memang terkadang agak gatal di daerah kewanitaan saya, tapi tidak ada benjolan lagi. Saya juga khawatir penyakit ini akan kambuh. Apalagi kalau misalnya saya tidak keputihan/keluar cairan dr miss v, sebab itu artinya bisa jadi ada penumpukan cairan di kelenjar bartholin. Oleh karena itu sekarang saya jadi lebih memperhatikan kebersihan di daerah kewanitaan saya, lebih baik dioperasi saja jika mengganggu.
Alhamdulillah, setelah operasi tidak ada benjolan lagi.Memang terkadang agak gatal di daerah kewanitaan saya, tapi tidak ada benjolan lagi. Saya juga khawatir penyakit ini akan kambuh. Apalagi kalau misalnya saya tidak keputihan/keluar cairan dr miss v, sebab itu artinya bisa jadi ada penumpukan cairan di kelenjar bartholin. Oleh karena itu sekarang saya jadi lebih memperhatikan kebersihan di daerah kewanitaan saya, lebih baik dioperasi saja jika mengganggu.
Maaf saya kurang tahu kalau benjolan di dalam lubang vagina. Sebaiknya diperiksakan langsung ke dokter kandungan/obgyn. Kalau benjolan di luar vagina (daerah labia mayora), daerah pinggirnya, bisa jadi abses kelenjar bartholin.
Mau menanyakan sewaktu operasi, jenis operasinya berupa pemasangan kateter utk pengeluaran cairannya atau pengangkatan kista langsung? Pengalaman saya operasi utk penyakit kista bartholin ini sudah 2 kali, dan dua2nya hanya berupa pengeluaran cairan. Utk saat ini saya mengalami penyakit ini lagi. Lagi bingung mau ke RS mana. Posisi saya di Medan. Bermaksud mau periksa ke KK Women's and Children Clinic ini. Saya ada baca di blog lain ada yg berupa pengangkatan kistanya langsung yg sebesar biji kacang katanya berikut kantong bartholinnya.
Halo mba Shinta, maaf ya baru bales. Sebaiknya memang langsung dibawa ke Obgyn mbak, dokter pasti tahu cara penanganan yang tepat. Soalnya saya juga pernah kena abses bartholin sebelumnya dan yang sebelum dioperasi itu kambuh lagi, semakin parah, jadi memang sebaiknya dioperasi saja :)
@Diah Titiek
Halo mba Diah, ini insya Allah ga akan jadi penghambat punya keturunan kata dokterku, sebab absesnya di luar rahim. Umurku sekarang 24 tahun mba, tapi pas operasi 21 tahun :)
@yenny cen
Halo mba Yenny, saya kurang tahu juga ya, sepertinya yang dikeluarkan cairannya saja, kantong bartholinnya tetap ada. Iya mba, saya rekomen segera langsung periksa ke KK saja, pelayanannya cepat dan mudah :)
@anonim
Halo, kemarin saya kena untuk operasi sekitar SGD 2,000 termasuk rawat inap satu malam di KK Hospital. Kalau di Indonesia saya kurang tahu berapa biayanya. Terima kasih.
@mba rika: iya, sakit sekali memang mbak, semoga lekas sembuh dan tidak kambuh lagi.
Ke dokter obsgyn yang paling tepat untuk mengatasi abses kelenjar bartholin.
Saya sedang mengalami gland bartholin cyst, saya sudah seminggu ini minum antibiotik dan asam metamat yg diresepkan dokter. Dan saya juga sudha merendam dengan air hangat setiap hari, saya lakukan 2xsehari, namun benjolannua hanya berkurang sedikit. Saya baca blog beberapa orang yg sudah mengalami ini, mereka melakukan operasi seperti mbak vina. Mbak jika dioperasi seperti mbak vina apa menggangu selaput dara yg ada di perempuan ya?karena benjolannya ini menganggu tapi saya sangat takut jika besok dokter menyuruh saya operasi.
Terima kasih
@anon: waktu itu proses pemulihan saya 2-3 hari mba, tergolong cukup cepat. Saya kembali ke dokter lagi untuk lepas benang jahitan 2 minggu kemudian. Mungkin di antara waktu setelah operasi dan lepas benang jahitan ada sedikit bengkak.
@mba Sari: waalaikumsalam, sebaiknya nanahnya keluar mba, karena kalau masih di dalam artinya masih abses dan jika itu dibiarkan akan sakit sekali. Saya sendiri tidak merasakan gatal dan kram perut, hanya saja karena bengkak jadi susah berjalan.
@mba Siska: waalaikumsalam mba, insyaAllah operasinya di luar bibir vagina, jadi tidak akan mengganggu selaput dara.
sudah konsultasi ke dr obgyn, dari dokter hnya diberikan antibiotik saja sedangkan untuk anti nyerinya saya minum as mefenamat tpii itupun masih berasa sekali skitnyaa ..
kira2 brpa lama mbak sembuh dan pecah absesnya yaa ?
@Nrl: sejauh yang saya ketahui tidak ada ya mbak, karena kelenjarnya terletak di luar rahim. Namun, bisa dicek kembali ke dr obgyn :)
@astrid: halo mba Astrid, sebaiknya memang langsung ke dokter kandungan mba, karena yang lebih tepat menangani di dokter kandungan. Alhamdulillah proses penyembuhan pasca operasi saya relatif cepat, saya hanya menginap di rumah sakit selama satu malam. Jahitan saya dilepas 2 minggu kemudian dan setelah operasi sudah bisa aktivitas secara normal :)
@Joice: halo mba Joice, air hangat bisa sangat membantu untuk meredakan nyeri selain obat asam mefenamat. Proses pemulihan setiap orang berbeda-beda mba, namun untuk menjaga agar tidak terjadi abses lagi ke depannya cukup dijaga kebersihan di area miss V dengan baik :)
Saya juga baru operasi kista batrtholin kemarin
Mba mau nanya kmrin sakitnya itu brp lama ya mba?
@Rindy Hutagalung: bisa mbak, dengan obat akan pecah sendiri, selain itu berendam air hangat atau dikompres dengan air hangat di sekitar kelenjar yang bengkak.
@ayunita chan: bisa dengan antibiotik, asam mefenamat dan berendam di air hangat mbak, semoga membantu...
@Eny byby: sekitar 2-3 minggu mbak, sebelum dioperasi. Kalau yang terakhir kayaknya juga sekitar 2 minggu sebelum pecah sendiri.
@unknown: semoga segera hilang ya mbak sakitnya. Saran saya tetap periksa ke dr obgyn karena bisa jadi kambuh lagi mbak...
@Cindy Kencana: waktu SMA diberikan obat, kemudian dibiarkan kempes sendiri. Waktu operasi tahun 2012 cukup mahal mbak, sekitar 14 juta di Singapura.
Saya skrg sedang mengalami yg sama tp saya minum herbal manggis dan daun sirsak dan Alhamdulillah pecah sendiri, yg saya mau tanyakan, luka terbuka karena pecah sendiri tersebut apa pelu saya periksakan kedokter? Terimakasih mba Vina
Halo Mbak, maaf baru respon lagi, kalau saya pas operasi lumayan cepat keringnya, sekitar seminggu, tapi memang harus bersih banget habis itu, ga bisa lagi pakai toilet yang ga ada showernya (waktu di Singapura). Sekarang sudah sembuh kan mba?
@Lis tyowati
Halo Mbak, aamin, semoga tidak kambuh lagi ya. Kalau di kasus saya sempat kambuh lagi, tapi karena sudah tau kalau itu bartholinitis langsung ke dokter SpOG, minta obat dan alhamdulillah pecah sendiri. Setelah itu selalu memastikan kebersihan vagina kita, termasuk tempat pipis dan bab.
@Miss Wulski
Halo Mbak, terima kasih banyak untuk sharingnya. Saya baru tau kalo melakukan operasi saat nifas resikonya besar juga. Saya ngga bisa membayangkan betapa sakitnya Mbak waktu itu, semoga sekarang sudah tidak sakit lagi ya Mbak. Semoga sakitnya kemarin diganti dengan rezeki yang lebih baik, aamin. Tetap semangat!
@Anonim
Halo, sebaiknya diperiksa ke dokter juga ya untuk mengecek apakah ada infeksi atau tidak. Semoga tidak kambuh lagi ya sakitnya.
@Nick Wijaya
Halo, sampai sekarang alhamdulillah tidak kambuh lagi, pecahnya melalui kulit vagina, cairannya rembes sendiri dari kulit.
Tidak bahaya mba jika setelah itu lukanya dirawat dan diperhatikan kebersihannya.
Saya tgl 3july kmrn kena kista ini, trus di sedot cairannya ke dokter udh enakan. Tgl 29 sy mens, setelah selesai mens ternyata muncul lagi dan terasa sakit benjolannya. Yg pertama sy ke dokter spkk, ni yg skrg sptnya sy mo ke spog aja. Doakan ya say..smoga cpt sembuh , tnp op..tmn2 sependeritaan ttp semangat dan jangan lupa berdoa yg bnyk
Jadwal kontrol masih 3 hari lagi, saya jd khawatir..
Saat yg pecah sendiri
Step by step penanganan mba seperti apa yah ?
Skrg saya terkena lagi untuk yg k2x.. Tpi kondisi sedang hamil 3 bulan dan tidak d anjurkan operasi..
Mohon d jawab yah mba
Terimakasih
Dokter menyebutkan untuk periksa ke dokter obgyn esoknya. Baru di tgl 10 aku merasakan sakit sekali sampai tidak mampu bergerak lagi dan akhirnya aku digendong untuk diantar ke dokter obgyn. Aku langsung masuk ugd dan diberi obat melalui lobang pantat. Rasa sakitnya mulai hilang dan sebelum menemui dokter, obat tersebut mulai hilang. Dan sakit hanya bisa menangis terus menerus sampai bertemu dokter. Bagian luka tersebut dibersihkan dengan refanol dan sakit sekaliiii.... perih tersebut lumayan lama aku rasakan. Aku diberikan beberapa obat lagi... dan salep yang sebelumnya. Sampai di rumah aku masih menangis terus karna membesar sekali dan tidak bisa bergerak tidurpun sakit sekali...mengompres pun masih sakit sekali.. aku masih mengikuti saran dokter dan ketika tengah malam aku terbangun karna mendengar suara buka pintu. Dari jam 2 pagi sampai jam 4 aku tidak bisa tidur padahal sudah menutup mata. Sampai jam 5 aku hampir tidur.. namun aku merasakan kalo suatu cairan keluar dari miss v ku. sakit tersebut agak memudar, ternyata pecah dan nanah bercampur darah mulai keluar perlahan dan bau sekali... Untuk mamaku setia menemaniku dan terbangun berkali2 ketika aku menangis. Namun setelah berhenti mengalir sambil aku pencet2 ternyata benjolan tersebut masih ada. dan Miss v ku luka aku lihat. Mba saya mau nanya apakah saya harus ke dokter atau saya rendem lagi pakai air hangat? dokter sih hanya menyarankan untuk di kompress saja. tapi bekas lukanya masih nyeri aku rasakan sampai siang ini. Kata mamah aku, aku disuruh nunggu 2 hari atau ditunggu besok. Menurut mba vina gimana? apakah masih ada banyak nanah di kelaminku dan aku harus periksa ke dokter sekarang? apakah lebih baik saya dioperasi? karna saat aku raba aku merasa masih ada gumpalan di dalamnya dan aku sangat takut bila tumbuh lagi karna aku tidak tahan terhadap sakitnya. Sedih banget mba sampe aku berpikir mau mati aja gitu... karna lebih2 dari pada kecelakaan dulu2..
Terima kasih sudah berbagi cerita di blog ini ya, maaf sekali aku baru bisa respon sekarang, semoga teman-teman saat ini sudah sehat dan kelenjar bartholinnya sudah normal kembali ya :)
@anonim, 15 Maret 2020: Halo mbak, alhamdulillah udah operasi ya. Kalau belum menikah, dokter tidak menyarankan kelenjarnya diangkat, karena akan sangat berpengaruh jika nanti berhubungan seksual dengan suami. Untuk operasi, insisi mungkin ya lebih tepatnya, jika ada benjolan/abses lagi, mungkin bisa konsultasi lebih lanjut ke dokter obgyn ya Mba, karena kelenjar ini memang bisa abses berkali-kali, dan jika pecah sepertinya tidak perlu dioperasi lagi, semangat!
@unknown, 14 Januari 2020: halo mbak, untuk memeriksakan kista ini ke dokter Obgyn ya mba.
@unknown, 13 Desember 2019: dioperasi jika sudah menganggu dan sakit sekali mba, untuk pengobatan bisa berendam dengan air hangat untuk mengurangi nyeri. Bisa menunggu hingga absesnya pecah, namun biasanya akan sakit ketika pecah karena nanahnya keluar dan tidak jarang ada darahnya.
@aura, 29 Maret 2019: semoga sudah solved ya Aura, insisi yang saya lakukan di Singapura melalui pembiusan total, sepertinya tergantung dari tingkat kegawatdaruratan kasusnya. Kalau operasi pilihannya harusnya tetap ada anastesi sih. Semoga terus membaik ya :)
@siska, 5 Februari 2019: bisa dirangsang dengan menempelkan tisu/kain yang sudah dimasukan ke air hangat ke bagian yang benjol mba, untuk merangsang pecahnya abses.
@unknown, 18 Januari 2019: Alhamdulillah sudah mba, semoga tidak kambuh lagi ya hehe.
@unknown, 18 Januari 2019: dibius total dulu mba, selama saya menjalani operasi.
@unknown, 11 Januari 2019: Halo mba, terima kasih sudah berbagi ceritanya dan semoga saat ini keadaannya sudah jauh lebih baik ya Mba. Sebaiknya dikompres saja ya untuk bekas absesnya, jika masih nyeri mungkin bisa minta obat ke dokter. Jika sudah pecah, harusnya sudah keluar semua mba nanahnya, jika masih merasa ada benjolan, mungkin masih ada sisa nanahnya, bisa dirangsang dengan kompres air hangat di sekitar benjolannya ya. Semoga tidak kambuh lagi bartholinitisnya :)
@unknown, 27 Desember 2018: setelah operasi sepertinya hanya 1-2 hari mba, untuk pemulihan, cepat sekali waktu itu. Alhamdulillah. Kalau untuk darah sepertinya tergantung kasusnya juga ya mba, ada yang pendarahannya hanya beberapa hari ada yang perlu waktu lebih panjang sampai pendarahan berhenti total. Semoga sehat selalu :)
@unknown, 25 Desember 2018: direndam terus dikompres mba, untuk mengurangi rasa sakit dan merangsang agar nanahnya keluar semua. Sehat selalu ya Mba :)
@unknown, 1 Desember 2018: saran saya segera ke dokter obgyn, jika belum memungkinkan bisa dikompres dengan air hangat agar absesnya pecah sendiri. Untuk pengangkatan jaringan/kelenjar ini harus konsultasi lebih lanjut dengan obgyn ya :)
Hai mba vina,
Aku juga skarang lg ngalamin untuk yg ke dua kalinya, yg pertama hanya dalam waktu 5 hari keluar nanah dengan sendirinya dan benjolannya mengempes. Tapi kenapa yg skarang sudah seminggu gk pecah2 ya mba, bengkaknya juga sudah besar. Apakah harus di operasi mba? Dan setelah operasi apa langsung kempes dan bisa beraktivitas dengan normal?
Waktu itu ngga sih, begitu selesai operasi langsung hilang sakitnya hehe. Alhamdulillah benjolannya hilang dan ga sakit lg. Kalau masih terasa benjolan, sebaiknya langsung diperiksakan ke obgyn ya.
@Septania
Halo mba Septania, jika sudah mengganggu sekali, sebaiknya dioperasi mba. Setelah operasi, harus istirahat dulu beberapa hari. Terakhir saya di rumah sakit 1 hari sih mba, setelah itu alhamdulillah sembuh dan bisa beraktivitas normal kembali. Semoga lekas pulih ya Mba...