Langsung ke konten utama

Ketika Allah Memampukan Orang-orang yang Terpanggil

Sudah lebih dari Sembilan bulan saya berada di sini. Teringat pada bulan-bulan awal, betapa saya sangat ingin pulang. Menyesal dengan keputusan yang saya ambil seekstrim ini. Saya ternyata tidak bisa menerima kenyataan bahwa saya hidup di pelosok dengan fasilitas minim, terbatas dan hidup dengan orang asing. Sempat jatuh sakit dan galau, kecewa, marah, sedih, kangen, semua jadi satu. Tapi seiring berjalannya waktu, semua perasaan itu berubah, menjadi sebuah kesyukuran yang luar biasa atas jalan hidup yang telah saya ambil saat ini.

Adalah kak Riska Purnamasari, seorang mahasiswa di Tsukuba University yang kebetulan saya kenala di forum ILP2MI mengetweet “Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu, tetapi memampukan orang-orang yang terpanggil.” Saat itu saya langsung me-retweet dan memfavoritkan tweet tersebut. Pernyataan ini ternyata yang saya sadari terjadi pada diri saya dan teman-teman saya. Setelah Sembilan bulan melewati pahit getir hidup dan belajar di penempatan, manisnya persahabatan dan keramahan masyarakat serta kayanya pengalaman menjadikan kami semakin dewasa, semakin bahagia.

Banyak hal yang saya pelajari selama di sini. Saya menjadi paham bagaimana bergaul di masyarakat, menjaga hubungan baik dan terbuka dengan tim sehidup semati, berurusan dengan birokrasi dank e-belum-profesionallan para pekerja di daerah, bagaimana membuat anak-anak perhatian dengan apa yang kita ajarkan, bagaimana mengatur kelas dan memberi semangat kepada guru-guru, dan bagaimana-bagaimana yang lain, terutama bagaimana menjaga hati selama di sini untuk seseorang yang tepat. #halah

Saya yakin dan percaya, takdir inilah yang membawa saya menjadi saya yang (insya Allah) lebih baik saat ini. Teringat, bagaimana saya sangat kecewa dengan ketidakmampuan saya mengantarkan anak murid saya lolos lomba Olimpiade Sains Kuark, bagaimana saya khawatir dengan urusan kedatangan orang tua saya di sini, bagaimana saya kurang berkontribusi dalam tim, bagaimana saya belum menjadi Pengajar Muda seutuhnya.

Alhamdulillah, kunjungan dari tim Galuh, program pelatihan Pemuda Penggerak Desa dan pesantren Ramadhan mengubah segalanya. Saya menjadi semakin percaya diri melakukan berbagai program dan peraya bahwa saya bisa berbuat banyak di desa ini, di kabupaten ini. Semesta mendukung, kira-kira seperti itulah yang saya rasakan saat ini.

Mulai dari semester dua, saya sudah mulai bisa menguasai kelas dan menerapkan pembelajaran kreatif serta positive discipline. Perubahan signifikan yang ditunjukkan kepala sekolah dan beberapa guru semakin menambah semangat dan optimism saya untuk melakukan yang terbaik di sekolah. Kepercayaan masyarakat juga memberikan saya ruang yang lebih untuk berkontribusi dalam mengembangkan pendidikan di desa ini.


Semoga tiga bulan ke depan semua rencana berlangsung dengan baik, yang terpenting mendapatkan ridho dan izin Allah SWT. Amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point...

Hi, apa kabar?

 Hi Avina, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja. Baru saja skip sholat zuhur untuk acara makan di luar dan beli kopi #duh Iman gw lemah banget yak Padahal... bisa sholat dulu sebelum pergi Padahal.. bisa balik duluan Padahal.. bisa ga usah ikut aja Nyesel banget. Setiap gw sengaja sholat di akhir waktu, akhirnya jd mepet bahkan skip kayak sekarang. Astaghfirullahaladzim. Padahal hidup lagi sulit-sulitnya. Sulit berdamai sama diri sendiri. Sulit komunikasi sama si bos, dan pasangan. Sulit kontrol pengasuhan anak. Etc etc. the list goes on. Banyak mimpi tapi nol aksi, haha. pengen nangis sekarang, mata udah berkaca-kaca nulis ini. Gw pengen resign tapi belum dapet kerjaan, apa kabar KPA 230jt hahahaha. Ga semangat buat ngejar mimpi lanjut PhD Ga semangat buat rutin olahraga padahal udh sign up gym buat 6 bulan. Lost banget di kantor, ilang 10 jam lebih ga sama anak tp ga ada hasil dan bermanfaat. Huhu. ya Allah, maafin hamba...

6 day to Graduation Day

Salam.... Hey all, what's up? I've been had a great time since my last post about "skripsi". Apparently, I had to work so hard (and so fast) to revise my thesis. Alhamdulillah, I made it on time with satisfactory result :) whilst it was so "rempong" to make a hardcover and get the signatories... The result itself was not a straight A (it was so close, just 0,44 again to get A score), but than it's okay for me. Alhamdulillah :D Ok, so now I am waiting for my convocation day (graduation ceremonial) which will be held 6 days later. Well, I'm not quite enthusiastic about this graduation day, realizing that it is just a ceremonial phase and I have to do "make up", dressing, high-heels-ing, etc. But, I can't deny that I am so happy, trying my "toga" made me just want to cry, feels like this time just run so quick and now I am not an undergraduate student anymore... Yes, I do believe that graduation is not the end. It ju...