Langsung ke konten utama

Cerita ke Jenewa - Tentang Business Visa Schengen Swiss

Alkisah, bulan Mei 2016 saya di-assign untuk membuat bahan pertemuan Parliamentary Session on World Health Assembly. Sebuah pertemuan yang diselenggarakan oleh organisasi parlemen dunia, Inter-parliamentary Union bekerja sama dengan World Health Organization sebagai wadah bagi para anggota parlemen untuk berdiskusi mengenai isu-isu kesehatan, khususnya yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan global dan strategi global untuk meningkatkan kesehatan Ibu, Anak dan Remaja.

Beberapa hari kemudian, setelah membuat sekitar dua halaman point of interventions, saya dikabari oleh Koordinator bahwa saya harus siap-siap, karena kemungkinan akan mendampingi delegasi DPR RI ke pertemuan tersebut.

What a surprise!

Tugas ke Jenewa, mendampingi anggota, sendirian. Saya belum terbayang bahwa kesempatan ini juga akan menjadi kesempatan pertama saya menginjakkan kaki di bumi Eropa. Wow!

Setelah sebelumnya saya mendapat kesempatan bertugas ke benua hitam, Afrika, lebih tepatnya ke Zambia, kali ini saya bertugas ke Swiss. Alhamdulillah...

Tapi saya masih belum cerita ke siapa-siapa. Bapak saya sempat bertanya, apakah saya akan dikirimkan bertugas ke luar negeri dalam waktu dekat. Saat itu belum ada kabar bahwa saya akan berangkat ke Jenewa, jadi saya jawab bahwa saya belum tahu dan mungkin tidak akan berangkat dalam waktu dekat.

Ternyata, beberapa hari kemudian, saya ditelpon oleh sekretariat untuk mengurus visa ke Jenewa. Oh dear! This is real, saya akan pergi ke Swiss di akhir bulan Mei :D

Mulailah ke-stress-an mengurus persiapan ke berangkatan. Mengurus visa ternyata mudah (setelah dilewati) asalkan mengikuti prosedur yang tepat, haha. Kebetulan di ruangan saya, hampir semua TA lama sudah pernah ke Jenewa dan semuanya sudah pernah mengurus visa schengen, jadi saya banyak bertanya ke mereka, terutama mengenai pengalaman dalam mengurus visa.

Jadi, jika Anda memiliki tugas untuk berangkat ke Jenewa (atau Swiss) secara umum, berikut langkah-lagkahnya:

1. Buka laman TLS Contact (https://www.tlscontact.com/id2ch/login.php) atau https://ch.tlscontact.com/id/JKT/index.php
TLS Contact adalah agen visa resmi kedutaan besar Swiss di Jakarta.

2. Buat akun di web tersebut, ada beberapa isian terkait informasi pribadi Anda. Isian ini merupakan formulir visa Schengen yang nantinya akan di-print sebagai dokumen syarat pengajuan visa.

3. Setelah selesai, buat janji (appointment) dengan pihak TLS untuk menyerahkan dokumen dan melakukan pengambilan biometri (foto dan sidik jari)

4. Catat dan print daftar dokumen yang diperlukan. Adapun untuk Business Visa bisa dilihat di link berikut: https://ch.tlscontact.com/id/JKT/page.php?pid=business

5. Lengkapi dokumen persyaratannya.

6. Datang ke TLS Contact di Menara Anugerah lantai 3, Mega Kuningan, Jakarta tepat pada hari dan jam yang telah ditentukan.

7. Tunjukan konfirmasi pendaftaran dan paspor kepada petugas. Anda kemudian akan diarahkan untuk menaruh handphone di loker yang tersedia.

8. Masuk dan tunggu nomer antrian Anda dipanggil untuk menyerahkan dokumen serta persyaratan yang diperlukan.

9. Petugas TLS Contact akan mengecek kembali dokumen-dokumen yang Anda bawa. Jika dirasa ada yang kurang dan tidak cocok, misalnya waktu itu saya mengajukan visa untuk tanggal 24-28 Mei 2016, namun tanggal asuransi saya hanya berlaku sampai tangal 27 Mei, petugas akan memberikan catatan untuk kita lengkapi dan diserahkan langsung ke kedutaan Swiss melalui e-mail.

10. Membayar biaya visa, total biaya yang saya keluarkan saat itu Rp 1.085.000,- termasuk biaya layanan dan biaya visa. Jika Anda mendapat surat undangan langsung dari organisasi internasional/perusahaan yang menyebutkan nama Anda, maka kemungkinan besar Anda digratiskan dari biaya visa, namun Anda tetap harus membayar service fee sebesar kurang lebih Rp 330.000,- . Jangan lupa siapkan uang cash, karena mereka tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit atau kartu debit.

11. Mengambil biometri, foto dan sidik jari. Selesai!

Waktu pengurusan visa normal adalah 5 hari kerja, jika Anda memasukkan dokumen pada  Senin pagi, kemungkinan visa Anda akan selesai pada Jumat siang. Kedutaan Swiss akan menelepon Anda keesokan harinya jika dirasa ada yang kurang dalam dokumen yang diantar oleh TLSContact.

Jadi, dokumen yang dibawa dari TLSContact akan dimasukan setiap hari kerja pada pukul 12.00 WIB dan Kedutaan Swiss akan mengembalikan passpor pada pukul 14.00 WIB.

Saya sendiri sempat deg-degan, karena waktu itu reservasi tiket yang saya berikan tidak ada nomer bookingnya dan asuransi saya jumlah harinya tidak sesuai dengan surat tugas saya. Setelah tiga hari kerja, saya coba telepon TLSContact, namun tidak ada jawaban bahwa paspor saya telah dikembalikan.

Ternyata, saya bisa men-track aplikasi saya di website, apakah paspor saya sudah selesai atau belum. Alhamdulillah, tepat 5 hari kerja paspor saya selesai dan dikembalikan dalam amplop, dimana hasilnya adalah VISA SCHENGEN! sukses tertempel pada salah satu laman paspor saya.

Demikian cerita hari in, semoga bermanfaat!

Salam,

Avina Nadhila W.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point...

Hi, apa kabar?

 Hi Avina, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja. Baru saja skip sholat zuhur untuk acara makan di luar dan beli kopi #duh Iman gw lemah banget yak Padahal... bisa sholat dulu sebelum pergi Padahal.. bisa balik duluan Padahal.. bisa ga usah ikut aja Nyesel banget. Setiap gw sengaja sholat di akhir waktu, akhirnya jd mepet bahkan skip kayak sekarang. Astaghfirullahaladzim. Padahal hidup lagi sulit-sulitnya. Sulit berdamai sama diri sendiri. Sulit komunikasi sama si bos, dan pasangan. Sulit kontrol pengasuhan anak. Etc etc. the list goes on. Banyak mimpi tapi nol aksi, haha. pengen nangis sekarang, mata udah berkaca-kaca nulis ini. Gw pengen resign tapi belum dapet kerjaan, apa kabar KPA 230jt hahahaha. Ga semangat buat ngejar mimpi lanjut PhD Ga semangat buat rutin olahraga padahal udh sign up gym buat 6 bulan. Lost banget di kantor, ilang 10 jam lebih ga sama anak tp ga ada hasil dan bermanfaat. Huhu. ya Allah, maafin hamba...

6 day to Graduation Day

Salam.... Hey all, what's up? I've been had a great time since my last post about "skripsi". Apparently, I had to work so hard (and so fast) to revise my thesis. Alhamdulillah, I made it on time with satisfactory result :) whilst it was so "rempong" to make a hardcover and get the signatories... The result itself was not a straight A (it was so close, just 0,44 again to get A score), but than it's okay for me. Alhamdulillah :D Ok, so now I am waiting for my convocation day (graduation ceremonial) which will be held 6 days later. Well, I'm not quite enthusiastic about this graduation day, realizing that it is just a ceremonial phase and I have to do "make up", dressing, high-heels-ing, etc. But, I can't deny that I am so happy, trying my "toga" made me just want to cry, feels like this time just run so quick and now I am not an undergraduate student anymore... Yes, I do believe that graduation is not the end. It ju...