Langsung ke konten utama

Konsep Diri

Saya baru membaca artikel mengenai pernikahan (lagi? katanya mau berhenti ngomongin nikah :p), yang menurut saya bagus dan pas banget sama kondisi saya sekarang. Judulnya "Marriage is a Marathon" (https://fitriariyanti.com/2016/10/19/marriage-is-a-marathon/).

Saya suka dengan pengandaian yang disampaikan oleh Mbak Fitri, bahwa
Pernikahan adalah marathon. Ia yang punya persiapan dan nafas lebih panjang, yang akan sampai garis finish. Sampai garis finish dengan senyum manis, bersama pasangan dan anak-menantu-cucu.
Sepertinya itu diambil dari sebuah kutipan dari seseorang. Melalui tulisan blognya, Mbak Fitri menyebutkan pentingnya persiapan sebelum pernikahan. Hal ini sangat saya amini, bahwa pernikahan butuh persiapan yang panjang karena menyangkut komitmen, kesadaran dan segala konsekuensi yang ada di dalamnya.

Tapi, saya sebenarnya juga ingin mengkritik, kalo lari marathon kan sendirian Mbak, sementara menikah itu berdua :p

Just kidding, haha.

Intinya dari tulisan tersebut saya membaca bahwa pernikahan adalah "sebuah tahap perkembangan manusia". Hanya manusia-manusia yang sudah "kokoh akar dirinya" yang siap melaju ke jenjang pernikahan. Hal ini membuat saya berefleksi kembali, sudah kokoh kah akar diri saya?

Saya ingat sewaktu pelatihan FIM, Ibu Elly Risman dan Bunda Tatty Elmir berkali-kali mengatakan bahwa, kenali konsep diri dan potensi dengan baik.

Ya, banyak dari kita yang sebenarnya belum tahu "siapa kita"?

Kalau ditanya orang, Avina Nadhila Widarsa itu siapa sih? Hal pertama yang akan saya jawab adalah apa pekerjaan saya sekarang, saya tinggal di mana, asal daerah/suku orang tua, sekolah di mana, dan lain sebagainya.

Saya tidak akan menjawab Avina adalah anak yang individualis, suka galau dan sering malu terhadap dirinya sendiri karena "kebodohan" yang sering dia lakukan. Padahal memang itu ya :p

Oke, punya konsep diri yang baik, berarti tau potensi dan "kelemahan" diri. Saya mulai mengenal diri saya sejak kecil dan hingga saat ini saya masih terus belajar untuk menghargai diri saya apa adanya.

Apakah diri saya sudah memiliki akar yang kokoh? Saya rasa untuk memiliki "akar diri yang kokoh", saya harus selesai dengan diri saya. Seperti kata mbak @retnohening kepada bulek @sundarihana "Apa lagi yang mau dicari? Saya sudah selesai dengan diri saya, oleh karena itu saya mau menikah?"

Ah, rasanya kalau definisi "akar diri yang kokoh" berarti "selesai dengan diri sendiri" (untuk meminta), saya masih jauh. Saya masih belajar bagaimana saya bisa memberi sebanyaknya tanpa menerima balasan apapun. Saya masih belajar untuk sabar, toleran dan mendengarkan. Kemampuan empati saya juga masih harus diasah. Saya kurang peka dan saya sadar hal tersebut, saya ingin berubah menjadi lebih peka, peduli dan sadar. Saya harus bisa menjalankan komitmen yang sudah saya canangkan, termasuk dalam berlari dan menulis.

Semoga diri ini cepat kokoh akarnya ya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point...

6 day to Graduation Day

Salam.... Hey all, what's up? I've been had a great time since my last post about "skripsi". Apparently, I had to work so hard (and so fast) to revise my thesis. Alhamdulillah, I made it on time with satisfactory result :) whilst it was so "rempong" to make a hardcover and get the signatories... The result itself was not a straight A (it was so close, just 0,44 again to get A score), but than it's okay for me. Alhamdulillah :D Ok, so now I am waiting for my convocation day (graduation ceremonial) which will be held 6 days later. Well, I'm not quite enthusiastic about this graduation day, realizing that it is just a ceremonial phase and I have to do "make up", dressing, high-heels-ing, etc. But, I can't deny that I am so happy, trying my "toga" made me just want to cry, feels like this time just run so quick and now I am not an undergraduate student anymore... Yes, I do believe that graduation is not the end. It ju...

Hi, apa kabar?

 Hi Avina, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja. Baru saja skip sholat zuhur untuk acara makan di luar dan beli kopi #duh Iman gw lemah banget yak Padahal... bisa sholat dulu sebelum pergi Padahal.. bisa balik duluan Padahal.. bisa ga usah ikut aja Nyesel banget. Setiap gw sengaja sholat di akhir waktu, akhirnya jd mepet bahkan skip kayak sekarang. Astaghfirullahaladzim. Padahal hidup lagi sulit-sulitnya. Sulit berdamai sama diri sendiri. Sulit komunikasi sama si bos, dan pasangan. Sulit kontrol pengasuhan anak. Etc etc. the list goes on. Banyak mimpi tapi nol aksi, haha. pengen nangis sekarang, mata udah berkaca-kaca nulis ini. Gw pengen resign tapi belum dapet kerjaan, apa kabar KPA 230jt hahahaha. Ga semangat buat ngejar mimpi lanjut PhD Ga semangat buat rutin olahraga padahal udh sign up gym buat 6 bulan. Lost banget di kantor, ilang 10 jam lebih ga sama anak tp ga ada hasil dan bermanfaat. Huhu. ya Allah, maafin hamba...