Langsung ke konten utama

Poligami dan Nenek

Kemarin ketika dalam perjalanan pulang dari makan siang dengan keluarga besar dari pihak nenek, saya baru menyadari satu hal.

Nenek adalah sosok yang istimewa. Ia mengalami pernikahan poligami. Ia juga merupakan anak yang lahir dari pernikahan poligami. Ia juga mempunyai anak laki-laki yang menjalankan pernikahan poligami.

Poligami, sebuah kata yang menakutkan banyak perempuan, menjadi candaan dan niat banyak laki-laki. Poligami adalah memiliki istri lebih dari satu. Tidak semua orang sanggup hidup di-poligami, karena pernikahan ideal hanya terjadi antara satu laki-laki dan satu perempuan. Poligami membutuhkan keadilan, kesabaran dan jiwa yang besar. Hal ini juga menyangkut keturunan dan harta warisan di masa depan.

Jujur, saya merasa nenek saya adalah perempuan tangguh dan hebat. Alih-alih ia minta cerai dari suaminya yang menikah lagi, ia tetap membersamai sampai ajal kakek saya tiba. Ia juga berbesar hati menerima keputusan anak laki-lakinya yang ternyata memiliih untuk menikah lagi. Pun sebagai anak yang terlahir dari istri kedua, ia tidak pernah putus bersilaturahmi dengan saudara se-bapaknya dari istri pertama.

Nenek tidak pernah menunjukkan "kelemahannya". Ia selalu tampil menjadi perempuan independen, mandiri dan kuat apapun persoalan yang menimpanya. Ia juga yang mengajarkan kami bahwa hidup tidak boleh terlalu bergantung pada orang lain, fokus berusaha dan berdoa. Nenek juga lah yang selalu mengingatkan saya untuk menikah, walaupun ia mengalami kehidupan rumah tangga yang tidak "ideal".

Semoga saya bisa mewujudkan impian nenek untuk menikah dalam waktu dekat :)


Jakarta,

31072017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi Abses Kelenjar Bartholini

Assalamu'alaikum wr. wb. Apa kabar kawan2? Semoga selalu dalam keadaan sehat wal afiat serta tetap semangat menjalani aktifitas. Apa kabar saya? Alhamdulillah, keadaan saya hari ini jauh lebih baik dari kemarin maupun beberapa hari yang lalu. Teman2 yang baca postingan saya sebelumnya mungkin telah mengetahui bahwa beberapa hari ke belakang saya menderita suatu penyakit yang membuat saya susah duduk, bangun dan berjalan. Sampai - sampai saya harus masuk UGD untuk disuntik obat penghilang rasa sakit di pantat saking tidak tahannya. Ternyata, setelah pulang dari UGD, obat penghilang rasa sakit itu hanya bertahan satu malam. Keesokan harinya, saya mengalami sakit yang sama. Susah duduk, bangun dan berjan. Terkadang, rasanya perih sekali, sampai-sampai saya menangis karena tidak dapat menahan sakitnya. Namun, karena sudah diberikan salep dan obat penghilang rasa sakit beberapa saat sakitnya mereda. Bahkan dua hari kemudian saya memberanikan diri untuk pergi ke Jurong Point...

Hi, apa kabar?

 Hi Avina, apa kabar? Sedang tidak baik-baik saja. Baru saja skip sholat zuhur untuk acara makan di luar dan beli kopi #duh Iman gw lemah banget yak Padahal... bisa sholat dulu sebelum pergi Padahal.. bisa balik duluan Padahal.. bisa ga usah ikut aja Nyesel banget. Setiap gw sengaja sholat di akhir waktu, akhirnya jd mepet bahkan skip kayak sekarang. Astaghfirullahaladzim. Padahal hidup lagi sulit-sulitnya. Sulit berdamai sama diri sendiri. Sulit komunikasi sama si bos, dan pasangan. Sulit kontrol pengasuhan anak. Etc etc. the list goes on. Banyak mimpi tapi nol aksi, haha. pengen nangis sekarang, mata udah berkaca-kaca nulis ini. Gw pengen resign tapi belum dapet kerjaan, apa kabar KPA 230jt hahahaha. Ga semangat buat ngejar mimpi lanjut PhD Ga semangat buat rutin olahraga padahal udh sign up gym buat 6 bulan. Lost banget di kantor, ilang 10 jam lebih ga sama anak tp ga ada hasil dan bermanfaat. Huhu. ya Allah, maafin hamba...

6 day to Graduation Day

Salam.... Hey all, what's up? I've been had a great time since my last post about "skripsi". Apparently, I had to work so hard (and so fast) to revise my thesis. Alhamdulillah, I made it on time with satisfactory result :) whilst it was so "rempong" to make a hardcover and get the signatories... The result itself was not a straight A (it was so close, just 0,44 again to get A score), but than it's okay for me. Alhamdulillah :D Ok, so now I am waiting for my convocation day (graduation ceremonial) which will be held 6 days later. Well, I'm not quite enthusiastic about this graduation day, realizing that it is just a ceremonial phase and I have to do "make up", dressing, high-heels-ing, etc. But, I can't deny that I am so happy, trying my "toga" made me just want to cry, feels like this time just run so quick and now I am not an undergraduate student anymore... Yes, I do believe that graduation is not the end. It ju...