10 Januari 2018
Pukul 20.00 WIB
Kind regards,
Avina
Pukul 20.00 WIB
Masjid Agung Al-Azhar terlihat sangaaatttt ramai. Masjid yang berkapasitas 4.000 orang dipenuhi oleh para jemaah yang ingin menghadiri majlis ilmu "The Rabbanians". Setiap Rabu, ba'da isya' pengajian yang diinisiasi oleh kelompok pemuda dan Alumni Sekolah Islam Al-Azhar ini memang penuh dengan jeamaah "kekinian" yang mengikuti kajian Islam oleh berbagai ustad dengan beragam topik.
Kali ini, temanya adalah "Pelebur Dosa" yang dibawakan oleh Ust. Subhan Bawazier. Materinya sendiri menurut saya dikemas cukup menarik namun intinya tidak terlalu panjang dan rumit. Pas untuk audiens yang baru belajar soal agama dan mereka yang ingin me-refresh pengetahuan agamanya untuk diamalkan.
Saya sendiri mengikuti kajian ini sejak tahun 2016 kalau tidak salah. Pertama kali diajak oleh salah satu rekan Indonesia Mengajar yakni kak Ravina. Awal-awal saya merasa "kajiannya soft banget ya", dan saya juga ngga se-sering itu juga ke sana. Tahun 2017 tercatat sekitar 3 kali ke kajian ini, jumlah jemaah semakin membludak dari pekan ke pekan.
Saya ingin menyoroti tentang fenomena "Kajian Jaman Now". Terlepas dari apapun niat para jemaah yang kebanyakan berasal dari kalangan muda, menengah ke atas ini (yang saya yakin niat buat cari jodoh juga wkwk), kajian ini mempunyai daya tarik luar biasa hingga ribuan orang ingin mengikutinya. Saya memiliki hipotesa, tingkat keagamaan masyarakat kelas menengah ke atas di Jakarta menjadi lebih tinggi. Maksudnya, terang-terangan datang ke kajian di masjid, mengikuti sholat berjamaah serta mendengarkan kajian bisa menjadi salah satu indikator bahwa masyarakat Islam di Jakarta (khususnya pemuda jaman now dari kalangan menengah ke atas) semakin peduli untuk belajar agama.
Beberapa hari yang lalu saya mendengar Stand Up Comedian Joshua dan Ge Pamungkas dilaporkan FUI karena perkataannya dianggap "melecehkan" agama. Keikitsertaan ribuan (jutaan?) orang dalam aksi 411 dan 212 di Monas juga menjadi saksi bahwa agama Islam memiliki pengaruh sekuat itu di masyarakat Indonesia. Mulai dari preferensi politik hingga urusan rumah tangga, semua dibawa dengan dalil agama.
Tiada Tuhan Selain Allah. Nabi Muhammad adalah Rasullullah
Kalau Anda melihat materi yang diberikan oleh Ustad pengisi kajian ini, memang temanya adalah tema yang tak akan lekang dimakan waktu. Cara penyampainnya pun juga sangat kekinian, mengambil contoh kehidupan sehari-hari dan fenomena terkini.Waktu jaman Pilkada, isu Rohingya dan Palestina tentu saja dijadikan sebagai momen untuk mengetuk hati para jemaah terhadap agamanya.
Saya kira semangat para pemuda dan masyarakat Islam untuk mengikuti "Kajian Jaman Now" ini tidak perlu dijadikan sebagai sebuah ketakutan bagi pihak-pihak tertentu (apalagi menjelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019). Ya, mereka memang (para Ustad) secara tidak langsung menunjukan afiliasi terhadap preferensi politik tertentu. Namun, saya berharap jemaah yang sangat banyak ini tidak dijadikan sebagai amunisi untuk membangkikan politik identitas demi kepentingan orang-orang tertentu. Upaya dan spirit para pemuda Muslim ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan datang ke kajian dan belajar agama patut mendapat apresiasi. Jangan lupa juga kita harus menunjukkan bahwa Muslim di Indonesia adalah pemeluk agama yang toleran namun berpegang pada aqidah yang kuat.
Kind regards,
Avina
Komentar