Assalamu'alaikum,
Jum'ah mubarak! Hari kedua bulan Ramadhan 1439 H, saya membaca beberapa berita dengan keyword "tidur setelah sahur".
Pengakuan, saya memang memiliki kebiasaan tidur setelah shalat subuh, setiap hari.
Dua bulan ke belakang, pengalaman tidur setelah shalat subuh ini kebanyakan membawa saya ke hal-hal yang aneh (read: mimpi). Mulai dari mimpi tentang bos, teman kerja, sampai hal-hal yang di luar dugaan sehingga ketika bangun saya menjadi cemas dan khawatir. Oh ya, saya memang jarang sekali membaca doa sebelum tidur dan selepas bangun (action plan: to pray before sleep and after wake up immidiately).
Kemudian, seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 11 Mei 2018, saya makan siang dengan Aida dan Dita di Kintan. Restoran buffet yang menyediakan daging sapi, kambing dan ayam bakar sebagai menu utama. Di restoran ini, sistemnya all you can eat, termasuk daging yang disajikan. Semacam hanamasa, tapi menurut saya sih lebih enak, karena daging yang disajikan lebih fresh dan lebih berlemak (hayah!). Fast forward, malam harinya saya merasakan sesuatu yang tidak enak di kerongkongan saya. Euh, semacam makanan yang saya makan balik lagi ke kerongkongan sehingga saya merasa dada saya panas dan ga nyaman. Ini sudah kejadian kedua dalam beberapa bulan terakhir.
Saya mencoba menetralisir rasa panas dan pedas (karena bumbu yang saya makan) di kerongkongan saya dengan minum air putih. Namun, tetap saja kerongkongan tetap ga enak. Alhamdulillah, rasa itu kemudian hilang sendiri setelah saya mencoba berdehem dan menggerakkan kerongkongan.
Ternyata, gejala apakah itu?
Saya kemudian googling dan menemukan gejala ini adalah refluks makanan akibat naiknya asam lambung sebab makan daging berlebihan.Gejala ini disebut juga dengan GERD.
Disadur dari tirto.id:
GERD atau gastroesophageal reflux disease.GERD adalah penyakit pencernaan yang paling umum terjadi di dunia yang diderita lebih dari 10-20 persen populasi orang dewasa. Gejala khas GERD adalah rasa panas di dada seperti terbakar dan ada sesuatu yang balik arah seperti ada yang mengganjal atau disebut juga heartburn.Heartburn yang berhubungan dengan GERD biasanya dialami setelah makan. Ada juga gejala lainnya, termasuk suara serak, radang tenggorokan, batuk kering kronis, terutama pada malam hari.Menurut Ari, penanganan penderita GERD pada prinsipnya adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Hal ini dapat dilakukan melalui perubahan gaya hidup, atau bila perlu melalui intervensi medis.Pasien GERD disarankan untuk tidak mengonsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat dan lebih baik meningkatkan konsumsi buah dan sayuran.
Nah, ini GERD. Walaupun saya tidak ke dokter saat itu, tapi saya yakin akibat kebanyakan makan daging saya terkena GERD.
Ternyata, GERD ini juga bisa disebabkan karena langsung tidur setelah makan. Duh, sejujurnya saya juga sering demikian. Padahal, bahaya sekali sehabis makan lagsung tidur.
Berikut ini saya kutip dari beberapa sumber tentang bahaya tidur segera setelah makan:
Mengapa langsung tidur setelah sahur berbahaya?
Ketika kita mengonsumsi makanan, lambung akan mencernanya menjadi sari-sari makanan. Sari-sari makanan inilah yang akan diserap tubuh. Bila makanan kita kaya akan karbohidrat dan lemak, dibutuhkan waktu minimal 2 jam untuk menggiling makan tersebut sampai berubah bentuk menjadi sari pati makanan.
Proses penggilingan ini memerlukan suplai pembuluh darah yang tidak sedikit, sehingga setelah makan diharapkan kita tidak melakukan aktivitas lain yang membutuhkan suplai pembuluh darah yang banyak pula, misalnya berolahraga.
Apabila kita tidur di bawah 2 jam setelah makan, saluran pencernaan belum sempat menggiling makanan kita, yang akhirnya akan berakibat pada gangguan saluran pencernaan dan penyerapan nutrisi tubuh. Hasil akhirnya, makanan yang kita makan tidak mampu menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Efek negatif langsung tidur setelah sahur
1. Penimbunan Lemak
Sebuah penelitian mengatakan, pada seseorang yang memiliki riwayat keturunan keluarga gemuk, kebiasaan tidur setelah makan sahur dapat makin meningkatkan risiko mengalami kegemukan sebesar 2x lipat. Terlebih jika mengonsumsi makanan berlemak atau makan makanan yang digoreng. Hal ini bisa memperburuk kesehatan terlebih bagi yang sedang diet dan ingin melangsingkan tubuh.
Hal ini disebabkan karena saat kita tidur otomatis tubuh hanya membutuhkan sedikit energi, sehingga makanan tidak akan dimanfaatkan sebagai kebutuhan melainkan lebih banyak akan ditimbun menjadi lemak. Akhirnya risiko mengalami obesitas/kegemukan pun semakin meningkat.
Jeremy Barnes, professor dari Southeast Missouri State University pun menjelaskan pada saat tidur didapatkan peningkatan level hormon grehlin, di mana dapat membuat orang merasa lebih lapar ketika bangun. Jadi, berpuasa tak akan menurunkan berat badan bila kita tidak mengatur menu dan kebiasaan kita dengan sehat.
2. Peningkatan Asam Lambung
Proses pencernaan makanan melibatkan makanan. Jadi setiap ada makanan masuk ke tubuh kita, asam lambung pun akan meningkat. Bila makanan tidak tergiling sempurna, asam lambung dapat mengiritasi dinding lambung. Gejalanya nyeri di sekitar ulu hati atau perut kiri bagian atas. Bisa juga menimbulkan sensasi panas di dada. Oleh sebab itu, hati-hati bagi kamu yang memiliki riwayat sakit maag. Ada baiknya hindari kebiasaan tidur setelah sahur.
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau refluks asam lambung (ini yang saya alami)
Refluks asam terjadi karena katup antara perut dan kerongkongan tidak menutup secara sempurna. Hal ini biasanya disebabkan oleh pengaruh gravitasi yaitu perubahan posisi. Posisi terlentang dapat menyebabkan makanan yang belum sempurna dicerna dapat berbalik dari lambung ke kerongkongan. Makanan ini membawa serta asam lambung, sehingga keberadaan asam lambung di kerongkongan dapat menimbulkan iritasi, bahkan luka.
Rasa panas di dada, tenggorokan panas, mual, sendawa dan mulut pahit adalah gejala-gejala yang menunjukkan adanya refluks. Tentunya hal ini membuat rasa tidak nyaman selama kita berpuasa. GERD dapat dicegah dengan menunggu makanan tercerna sempurna dulu, sebelum kita memutuskan tidur.
4. Ganggan Saluran Pencernaan
Normalnya, pengosongan lambung manusia berlangsung sekitar dua jam setelah makan. Namun posisi berbaring saat kita tidur dapat menghambat proses pengosongan lambung tersebut. Jika hal ini terus menerus terjadi maka gangguan pencernaan seperti diare ataupun sembelit dapat terjadi tergantung bahan makanan apa yang masuk ke dalam perut kita.
Oleh karena itu, kita disarankan untuk menghindari makanan kaya lemak, kaya gula, dan kafein dalam menu sahur kita. Perbanyaklah makan buah dan sayur agar proses pencernaan kita menjadi lancar.
5. Stroke (saya punya potensi besar karena Bapak dan Nenek saya terkena stroke)
Stroke merupakan penyakit berbahaya yang ditakuti banyak orang. Stroke terbagi 2 yaitu stroke penyumbatan dan stroke perdarahan. Jenis stroke yang berhubungan dengan kebiasaan tidur setelah makan adalah stroke penyumbatan. Alasannya cukup jelas, bahwa saat tidur, aliran darah ke otak harus tetap terjaga sesuai kebutuhan. Apabila lambung juga sedang menjalankan kegiatan yaitu menggiling makanan, maka suplai aliran darah menjadi terbagi.
Dalam jangka panjang, bila kebiasaan ini terus dilakukan, otak dapat kekurangan oksigen dan menyebabkan stroke. Karena itu, hindari kebiasaan tidur setelah makan, terutama saat makan sahur untuk puasa.
(https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/puasa-ramadhan-2017/waspada-langsung-tidur-setelah-sahur-ternyata-berbahaya/)
Nabi Muhammad SAW telah memberikan tuntunan bahwa makan sahur jangan ditinggalkan dan dianjurkan untuk diakhirkan waktunya jadi sampai menjelang subuh atau waktu imsak.
Logikanya, setelah sahur langsung dilanjutkan ibadah salat subuh dan wirid yang cukup panjang maka matahari telah terbit dan sudah waktunya untuk bekerja.
Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan.
Rasulullah bersabda, "Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan salat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras." (HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a.).
Hal tersebut disampaikan oleh Ahli Gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin, Pramono, dalam tulisannya kepada Tribunnews.
Ia mengatakan dampak buruknya antara lain perut akan buncit.
Perut buncit terjadi karena saat tidur tubuh jadi hemat energi dan secara otomatis lemak akan mudah tertimbun di perut kita.
Selain perut buncit, dampak buruk lainnya adalah refluks.
Refluks adalah ketika makanan belum dicerna maka bisa berbalik dari lambung ke kerongkongan.
Hal tersebut terjadi karena pengaruh gravitasi akibat kita tidur.
"Jika terjadi refluks maka asam lambung akan naik dan melukai kerongkongan. KArena mengalami luka, kerongkongan akan terasa panas seperti terbakar dan mulut terasa pahit." tulis Pramono.
Normalnya isi lambung akan kosong kembali sekitar dua jam setelah makan.
Namun, bila posisi tubuh berbaring, maka pengosongan lambung akan terhambat.
Pengosongan lambung yang terhambat akan mengakibatkan timbulnya gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit tergantung bahan makanan yang dikonsumsi.
Yang lebih bahaya adalah meningkatnya risiko terkena stroke juga bisa terjadi bila tidur setelah sahur.
Berdasarkan penelitian, ditemukan orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.
Bila Anda tak kuat bila tidak tidur setelah sahur, Anda dapat tidur pada waktu dua jam setelah sahur.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jangan Langsung Tidur Setelah Sahur, Inilah yang Rasulullah Lakukan, Bermanfaat Juga untuk Kesehatan, http://jabar.tribunnews.com/2018/05/17/jangan-langsung-tidur-setelah-sahur-inilah-yang-rasulullah-lakukan-bermanfaat-juga-untuk-kesehatan?page=3.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Jadi, untuk mengurangi resiko GERD dan stroke (dua hal yang paling relevan dengan riwayat kesehatan saya), maka tidak usah ya tidur lagi selepas sahur?
Tapi, gimana dong, kalau ngga tidur lagi nanti jadi ngantuk. Ternyata, ada satu artikel lagi yang membolehkan tidur setelah sahur, dengan keterangan tertentu.
Dokter spesialis neurologi Rumah Sakit Memorial Sisli di Turki, Abdullah Ozkardes, mengakui, tidur merupakan masalah yang kerap terjadi pada saat Ramadan akibat pola dan waktu yang mengalami perubahan. Dia menyarankan tidur dua jam setelah sahur adalah baik guna membuat kita lebih semangat dalam melakukan rutinitas.Tidur dua jam setelah sahur dan salat Subuh pun membuat tubuh tetap energik walaupun perut kosong selama belasan jam karena puasa."Akan tetapi, tidur lebih dari waktu itu punya dampak negatif bagi kinerja tubuh sepanjang hari," kata Abdullah dikutip dari situs Todays Zaman, Senin (29/5/2017)Dia menambahkan, perhatkan juga asupan makanan dan minuman selama puasa. Sebab, makanan dan minuman yang dikonsumsi selama Ramadan turut memengaruhi perilaku tidur kita.Menurut dia, orang yang terlalu banyak mengonsumsi teh maupun kopi pada waktu berbuka atau sahur akan mudah cemas. "Dan, mengalami kesulitan untuk tidur teratur selama Ramadan," kata Abdullah menekankan.*
https://www.liputan6.com/health/read/2969700/tidur-setelah-sahur-seharusnya-berapa-lama
Mari laksanakan! Selamat berpuasa :)
Komentar