Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semoga semua dalam keadaan sehat wal afiat, keluarga juga sehat dan tetap semangat dalam menjalani aktivitas, amin ya rabb.
Akhir-akhir ini, saya merasa sangat galau, gelisah dan sepi, overwhelmed dengan kegiatan-kegiatan sosial yang saya ikuti serta mungkin jenuh dengan pekerjaan. Hal itu ditambah selama pandemi dan WFH, intensitas berinteraksi dengan orang di luar rumah yang semakin berkurang serta banyaknya kekesalan pribadi terhadap keadaan yang tidak sempurna di dalam rumah.
saya, saat ini sudah berusia 29 tahun, 7 bulan lagi memasuki usia 30 tahun. Saya merasa semakin bertambah usia saya menjadi makin sensitif (baca: lebih cepat marah), jika dihadapkan dengan keadaan/situasi yang tidak saya mau.
Flashback lagi, di masa kecil, sebetulnya pun perjalanan hidup yang saya lalui tidak mudah dan mulus. Saya divonis dokter memiliki radang paru-paru dan harus mengikuti prosedur pengobatan intensif hingga umur 4 tahun, yang saya ingat, Saya dulu kurussss sekali, berbeda dengan sekarang ya, hehe.
Ketika masuk ke SD, masa adaptasi jugs susah, di hari-hari pertama sekolah saya kerap menangis karena takut ditinggal orang tua (Bapak yang saat itu mengantar). Pindah sekolah diawali drama penolakan. Saya ingat betul saya menangis kejar karena diberitahu bahwa saya harus pindah sekolah. Di sekolah baru ternyata saya dihadapkan dengan perundungan dan masalah kehilangan dompet yang lumayan isinya untuk ukuran anak SD waktu itu berkali-kali.
Not to mention, ketika SD badan sudah mulai besar dan kelebihan berat badan sehingga masalah body image pun datang dari keluarga terdekat dan "teman-teman" di kelas.
Masuk SMP, hidup terasa jauh lebih mudah dan bahagia. Entahlah, mungkin saat itu prestasi akademik sedang mencapai titik paling prima dalam hidup saya. Masa SMP merupakan masa yang sangat menyenangkan, penun eksplorasi dan kegiatan yang bermanfaat. Namun, di masa itu pula saya mengenal yang namanya "Korupsi" serta hal-hal buruk yang berkaitan dengan perilaku seksual remaja.
Di SMA, semua terlihat lebih sempurna, konflik keluarga yang hebat cukup membuat saya trauma namun beruntung saya tinggal di asrama saat itu dan memiliki teman dekat untuk berccerita. Usia 17 tahun diraysksn dengan tangis dan gembira. Menangis karena saya pikir tidak ada yang tahu ulang tahun saya padahal biasanya ada tradisi perayaan dari yang ulang tahun. Mama dan adik saya waktu itu datang ke asrama sengaja dengan membawa kue/tumorng ya? kayaknya kue basah, it's memmorable.
Masa kuliah dan pasca kuliah sepertinya sudah banyak saya tulis di sini. Semoga perjalanan hidup berikutnya selalu membawa keberkahan dan penuh makna hingga akhir hayat nanti. Amin.
Komentar